Serupa tapi Beda, Kenali 4 Perbedaan Stres dan Depresi

Stres dan depresi merupakan dua hal berbeda yang kerap tertukar penggunaannya. Hampir setiap orang pernah merasa stres, namun tak sedikit pula yang pernah mengalami depresi. Sebelum menerka-nerka, baiknya kamu mengenal depresi dengan baik terlebih dulu.

Dalam situasi tertentu, stres adalah hal yang normal dirasakan. Stres biasanya dirasakan seseorang ketika sedang berada di bawah tekanan. Namun, stres yang berkepanjangan justru memungkinkanmu mengalami depresi.

Untuk mengenal depresi lebih baik, berikut 4 perbedaan stres dan depresi yang perlu kamu ketahui.

1. Perbedaan penyebab

Stres biasanya diawali dari rasa tertekan akibat banyak faktor eksternal yang harus dipikirkan atau dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Mekanisme seseorang dalam mengelola stres berbeda-beda. Sebab itu ada yang justru termotivasi ada pula yang patah semangat akibat stres.

Sedangkan depresi diakibatkan oleh faktor internal seperti memiliki riwayat peristiwa traumatis di masa lalu, penyakit kronis, riwayat gangguan mental lain, atau pun tekanan batin akibat stres berkepanjangan yang tak kunjung ditemukan solusinya.

2. Perbedaan gejala

Stres biasanya dikenali lewat gejala-gejala seperti sulit tidur, gangguan daya ingat dan konsentrasi, mudah tersinggung, sering merasa gelisah dan khawatir berlebihan, juga merasa terbebani dengan kewajiban yang dilakukan sehari-hari.

Namun gejala depresi jauh lebih kompleks. Selain gejala-gejala seperti stres, seorang yang depresi akan menarik diri dari lingkungan sosial bahkan keluarga, hilang semangat dan minat atas hal-hal yang biasa disenangi dan sulit mengambil keputusan.

Selain itu, seorang yang mengalami depresi juga merasa sedih berkepanjangan seolah tidak ada lagi harapan akibat terus menerus merasa gagal dan berpikir negatif atas dirinya. Hingga tak jarang terlintas pikiran untuk bunuh diri.

3. Perbedaan penanganan

Karena stres dan depresi adalah hal yang berbeda, maka penanganannya pun berbeda. Jika tidak ditangani dengan tepat, depresi tidak hanya bisa membahayakan Kesehatan jiwa, namun juga nyawa.

Jika yang kamu alami adalah stres, kamu dapat mengatasinya sendiri dengan beristirahat, bermeditasi, juga introspeksi diri. Namun jika yang kamu alami adalah depresi, maka kamu perlu mempercayakan kondisimu pada aslinya, psikolog atau psikiater.

Tak melulu dengan obat antidepresan, pasien depresi juga berkemungkinan ditindaklanjuti dengan beragam terapi atau konseling. Ceritakan situasi yang kamu alami dengan jujur agar psikolog atau psikiater yang menangani bisa membantumu sembuh dengan lebih cepat.

4. Perbedaan akibat

Mengalami depresi bukan berarti seseorang memiliki cacat karakter atau tidak Bahagia. Namun memiliki sakit tak kasat mata sehingga seringkali tidak disadari oleh pengidapnya. Rasa sakit yang traumatis sehingga membekas dan terbawa hingga dewasa.

Jika stres dapat menyebabkan sakit kepala, diabetes, tekanan darah tinggi, dan juga stroke. Lebih daripada itu, depresi dapat menyebabkan gagal jantung, Alzheimer, hingga keinginan untuk bunuh diri. Perlu diingat, keinginan untuk bunuh diri bukanlah hal yang wajar.

Setelah mengerti perbedaan keduanya, kini kamu mulai mengenal depresi lebih baik. Kamu bisa mulai menakar dirimu sendiri. Apakah yang kamu rasakan adalah stres atau depresi?

Mulailah untuk mengurai benang yang kusut dalam dirimu. Keduanya baik stres dan depresi harus diselesaikan agar tidak terjebak pada ketidaknyamanan dalam waktu yang semakin lama.

Jika kamu merasa gejala yang kamu tunjukkan adalah gejala depresi yang semakin menyulitkan aktivitas harianmu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk penanganan yang terbaik, dan untuk hari-harimu yang lebih baik.

Tinggalkan komentar

Semua komentar dimoderasi sebelum dipublikasikan