5 Langkah Dewasa saat Mengalami Quarter Life Crisis
Quarter life crisis kerap kali dirasakan anak muda di rentang usia 20 hingga 30 tahun. Momen ketika seseorang mulai mengalami kecemasan terhadap kualitas dan tujuan hidupnya ini normal dan bahkan harus terjadi, karena quarter life crisis merupakan proses pendewasaan.
Quarter life crisis membuat seseorang yang mengalaminya semakin dalam berpikir tentang karir, keluarga, pertemanan, percintaan, keuangan, hingga tujuan hidupnya di masa depan.
Beberapa di antaranya akan terpacu untuk mengembangkan diri, namun tak jarang juga menyebabkan seorang yang mengalaminya stress karena kurangnya rasa percaya diri.
Hal-hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pola pikir yang terbentuk dari lingkungan seseorang. Namun dalam quarter life crisis, faktor yang paling mendominasi terbentuknya pola pikir adalah kondisi psikologis seseorang saat menghadapi tekanan dan pergulatan pikiran.
Agar fase ini menjadikanmu pribadi yang lebih baik, berikut 5 langkah dewasa yang bisa kamu lakukan agar tak terjebak dalam quarter life crisis:
1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain
Menjadi kompetitif tentu bukan hal yang negatif. Menjadi kompetitif berarti kamu memiliki motivasi penuh untuk juga bisa jika orang lain bisa. Namun menjadi kompetitif bisa jadi perkara negatif jika mulai membuatmu tertekan.
Tanpa kamu sadari, kompetitif dimulai dari membandingkan diri dengan orang lain. Tanpa kamu sadari pula hal ini akan membuatmu lelah karena terus menerus menjadi hidup sebagai ajang kompetisi.
Fokuslah hanya pada goals-mu sendiri dan beri apresiasi pada apa yang telah kamu capai selama ini. Setiap memiliki track yang berbeda denganmu, untuk itu berhenti membandingkan diri karena rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau.
2. Identifikasi keinginanmu
Pada masa quarter life crisis, komunikasi dengan diri sendiri menjadi penting. Mulailah menghindari hal-hal yang membuatmu merasa tertuntut dan hanya ikut-ikut. Cobalah untuk menggali apa yang sebenarnya kamu inginkan.
Komunikasikan dengan dirimu apa yang kamu sukai dan apa yang kamu peduli lalu berpikir tentang kapasitas diri. Buka telinga karena masukan dari orang lain terkadang juga bisa buatmu berkembang. Hasilnya akan membawamu pada langkah besar selanjutnya.
3. Rencanakan masa depan
Setelah berkomunikasi dengan diri sendiri, kamu jadi lebih paham apa yang kamu inginkan, dan bisa mulai untuk menyusun rencana masa depan. Goals menjadi penting agar kamu bisa mengetahui langkah apa yang akan kamu ambil untuk mencapainya.
Jika saat menentukan langkah terasa ragu, segera identifikasi apa yang membuatmu ragu, kemudian belajarlah untuk mempelajari dan berdamai dengan apa yang membuatmu ragu. Jangan lupa untuk selalu buat rencana B jika keadaan tidak memungkinkan.
4. Berada di lingkungan yang positif
Quarter life crisis tak jarang akan membuatmu berpikir Kembali tentang cirle pertemananmu. Kamu akan mulai menyadari karakteristik orang yang toxic untuk dirimu dan hal ini wajar terjadi.
Bertemanlah dengan orang-orang yang memberi dampak positif dan membantumu berkembang. Mereka yang tulus akan menegurmu bila salah langkah dan bukan justru menjatuhkanmu atau mengabaikanmu.
5. Hindari membuat alasan
Setelah memiliki kontrol diri yang baik dengan tidak lagi membandingkan diri dengan orang lain, memiliki goals yang jelas dan lingkungan yang baik, menghindari membuat alasan atas langkah apa yang akan kamu lakukan juga patut dilakukan saat mengalami quarter life crisis.
Hindari pikiran kamu tidak mampu, karena kamu bisa mulai belajar, hindari menyalahkan waktu, karena waktu diciptakan dan bukan ditunggu, hindari merasa kesalahan ada pada orang lain, karena lebih baik melihat ke diri sendiri terlebih dulu.
Merasa insecure, hanya akan memperlambat proses quarter life crisis-mu. Jangan sampai hal-hal yang tak perlu menghambat kesuksesanmu!
Tinggalkan komentar
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.