Pakaian Tradisional Wanita Jepang Tidak Hanya Kimono, loh !

Pakaian Tradisional Wanita Jepang Tidak Hanya Kimono, loh !


Pakaian tradisional merupakan salah satu bentuk identitas budaya suatu negara, tidak terkecuali Jepang. Hampir sebagian besar orang didunia mengetahui pakaian tradisional Jepang hanyalah Kimono. Tapi jangan salah, Jepang memiliki berbagai macam pakaian tradisional terutama untuk wanita. 


Langsung saja, Yuk, simak 10 pakaian tradisional wanita Jepang selain kimono, sebagai berikut :


  • Kurotomesode
  • Pakaian tradisional Jepang untuk wanita yang satu ini sifatnya benar-benar formal. Biasanya berwarna hitam dan digunakan oleh wanita yang sudah menikah. Pada bagian bawah pakaian terdapat motif yang menandakan usia si pemakai. Semakin bawah motifnya, maka semakin tua usianya. 


  • Irotomesode
  • Irotomesode adalah pakaian yang mirip dengan Kurotomesode. Hanya saja Irotomesode digunakan untuk menghadiri acara kerajaan atau untuk menjalankan tugas yang diberikan kaisar. Sedangkan Kurotomesode tidak boleh digunakan untuk acara seperti itu karena warnanya yang hitam menandakan hal kurang baik bagi kerajaan.


  • Furisode
  • Furisode adalah kimono yang memiliki lengan panjang. Panjangnya bisa melebihi bagian lutut penggunanya. Pakaian tradisional ini digunakan oleh wanita dewasa yang masih lajang pada acara kedewasaan (sekitar umur 20 tahun). Furisode terbuat dari bahan sutra berkualitas dengan warna-warna yang mencolok. 

     

    • Uchikake 

    Uchikake adalah Pakaian tradisional khas pengantin wanita dan khusus untuk para seniman yang mengadakan pertunjukan. Pakaian ini biasanya digunakan di bagian luar Kimono. Bahan pembuatannya berasal dari sutra jenis premium dan  memiliki desain khusus. Motif yang paling sering dipakai adalah burung bangau karena merupakan simbol umur panjang bagi masyarakat Jepang.


  • Susohiki
  • Pakaian tradisional ini dibuat khusus untuk gadis-gadis Jepang. Mereka menggunakan susohiki untuk menari pada perayaan. Susohiki yang digunakan juga bervariasi menyesuaikan musim dan perayaan yang dilangsungkan. Susohiki bisa memiliki panjang hingga 2  meter. 




  • Hakama
  • Sesungguhnya Hakama adalah pakaian tradisional Jepang Pria  yang diadopsi dari pakaian imperial China dan para samurai jaman dulu. Dengan berkembangnya zaman, wanita juga dapat menggunakan Hakama namun hanya pada momen tertentu, yaitu saat melakukan olahraga bela diri, panahan, dan berkuda. 


  • Yukata
  • Ini adalah pakaian tradisional Jepang yang digunakan pada musim panas. Yukata dibuat dari bahan katun yang tipis menyerap keringat agar pengguna tidak merasa kepanasan saat mengenakannya. Yukata termasuk dalam pakaian tradisional non formal sehingga lebih sering digunakan untuk bersantai saat berada di rumah. 


  • Komon
  • Pakaian  tradisionall Jepang ini dibuat untuk wanita yang ingin bersantai di luar rumah. Pakaian ini biasanya digunakan untuk bertemu teman dekat, menonton film di bioskop, makan bersama teman, dan lainnya. Kebanyakan Komon memiliki warna yang terang dan motif berulang  yang kecil-kecil. 


  • Haori
  • Haori lebih dikenal sebagai mantel yang biasanya digunakan di bagian luar kimono. Pakaian ini digunakan untuk acara-acara formal seperti pernikahan. Fungsinya untuk melindungi agar kimono tidak kotor. Pada wanita, Haori dibuat lebih panjang daripada haori untuk pria. 


  • Hanten 
  • Hanten adalah pakaian tradisional Jepang yang biasanya dipakai saat musim dingin. Bentuknya mirip dengan haori. Pakaian ini berbentuk seperti mantel dengan tambahan bahan kapas di dalamnya agar memberi kehangatan. Bagian kerah Hanten menggunakan kain satin berwarna hitam. 


    Nah, itu dia 10 pakaian tradisional wanita Jepang yang mungkin jarang kamu dengar. Hingga saat ini warga Jepang masih menggunakan pakaian tradisional di berbagai kesempatan, loh. Saking terkenalnya, banyak sekali fashion modern yang mengadopsi gaya pakaian tradisional Jepang tersebut. Oleh sebab itu, jangan sampai kamu kelewatan untuk melihat koleksi terbaru Ryusei, ya.

    Tinggalkan komentar

    Semua komentar dimoderasi sebelum dipublikasikan