Pasang Surut Industri Fashion di Masa Pandemi


Hai guys kalau kamu fashion enthusiast, tentunya kamu melek banget dengan perkembangan fashion, terutama di masa pandemi covid-19.

Yap, selama masa pandemi covid-19 dari tahun 2020 hingga saat ini, industri fashion mengalami pasang surut secara signifikan.

Business of Fashion mencatat bahwa industri fashion mengalami penurunan penjualan sebesar 34 persen pada Januari-Maret 2020 sehingga laba turun sebesar 90 persen.

Tidak cuma itu, pagelaran fashion show dari brand ternama pun juga kena dampak pandemi ini sehingga seluruh rangkaian acara yang sudah direncanakan dengan apik terpaksa dibatalkan.

Para pekerja di industri ini pun cukup banyak yang kehilangan pekerjaan mereka akibat perusahaan gulung tikar akibat dampak pandemi Covid-19.

Hal ini terjadi lantaran masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan pokok. Meskipun sebenarnya pakaian juga termasuk kebutuhan primer, tapi kalau soal urusan gaya, bisa jadi lain cerita.

Cara industri fashion mempertahankan eksistensi di masa pandemi

Meskipun di masa pandemi, para pelaku usaha industri fashion tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan bisnis.

Tak luput, kreativitas harus terus ditelurkan untuk lebih menarik perhatian calon konsumen. Dengan memanfaatkan teknologi digital contohnya.

Banyak aktivitas usaha fashion yang kini beroperasi penuh melalui daring daripada membuka toko.

Dengan demikian bisnis bisa menjangkau target pembeli yang lebih luas seperti kaum milenial dan generasi Z yang memang mendominasi penggunaan internet dan media sosial.

Strategi pemasaranpun sangat diperhatikan oleh para pelaku industri fashion. Memanfaatkan e-Commerce dan media sosial dapat menjadi alternatif industri fashion agar tetap bertahan ketika masa lockdown atau PPKM.

Selain itu, para pelaku industri fashion perlu melek terhadap tren fashion. Seperti yang kamu tahu nih guys, tren fashion pada masa pandemi saat ini didominasi oleh tren pakaian rumah yang stylish dan pakaian olahraga.

Hal ini memberikan peluang pada industri fashion, khususnya pada fashion yang menjadi tren saat ini untuk lebih mengembangkan produksi yang lebih menarik.

Masker bermotif senada dengan outfit juga menjadi tren fashion ketika pandemi. Masker menjadi kebutuhan esensial ketika beraktivitas di luar rumah. Sesuai dengan peraturan pemerintah, menggunakan masker medis dan masker sangat diwajibkan jika sedang beraktivitas.

Untuk itu, tren masker tersebut menjadi peluang bisnis bagi pelaku industri fashion dalam mendesain secara menarik.

Para desainer perlu mengikuti tren forecasting atau memprediksi tren di masa mendatang melalui riset data dan perilaku gaya konsumen. Biasanya, desainer akan memprediksi tren fashion pada akhir tahun ketika menjelang tahun baru.

Selain itu, memprediksi tren fashion selama masa pandemi juga memberikan referensi industri fashion untuk tetap menunjukkan eksistensi.

Sama halnya dengan Ryusei. Brand lokal fashion ini tetap bertahan selama masa pandemi Covid-19 karena Ryusei sangat melek teknologi dan tren.

Ryusei memanfaatkan berbagai platform e-Commerce seperti Zalora, Blibli, Tokopedia, Shopee, dan website sebagai akses toko online Ryusei. Untuk meningkatkan strategi promosi, Ryusei memanfaatkan media sosial Instagram, kamu bisa follow akun Ryusei @Ryusei_Indonesia ya guys.

Ryusei juga mengikuti tren fashion yang berkembang saat ini seperti fashion masker. Tidak hanya koleksi outfit kasualnya saja yang kece, koleksi masker Ryusei Terry GWS Mask juga kece loh guys.

Kamu bisa berkontribusi menggerakkan perekonomian Indonesia dengan memilih produk lokal ya guys. Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar

Semua komentar dimoderasi sebelum dipublikasikan